Pemanfaatan Kembali Sampah Organik, Omong Kosong atau Kenyataan?
Kita seringkali dengar beberapa kata "pendayagunaan sampah untuk produk a, b, c, serta yang lain" dalam portal kabar, riset, skripsi mahasiswa, serta media yang lain. Namun, benarkah sampah bisa disulap jadi benda yang hebat di kehidupan kita ? Atau mungkin cuma mimpi yang tidak terwujudkan sampai demikian lamanya? Berikut penuturannya.
Sampah ialah kunci penting dalam ekonomi sirkular. Jika pada ekonomi liner rantainya usai di sampah, pada ekonomi sirkuler rantainya dari sampah bersambung menjadi lagi bahan baku.
Oleh karenanya, pendayagunaan kembali lagi sampah jadi hal yang perlu. Pasti sampah terdapat beberapa jenisnya. Yang akan dikritisi di sini yaitu sampah seperti air sampah, sampah organik, sampah tersisa hasil pertanian, serta gas pembuangan seperti methana serta karbon dioksida.
Dalam bayangan kita, beberapa zat itu benar-benar susah untuk dibuat menjadi lagi bahan baku. Namun, sebenarnya banyak inovasi-inovasi di penjuru dunia yang dengan cara mendalam diterapkan di lab, industri, serta beberapa tehnologi telah capai warga. Pada hakekatnya, limbah-limbah organik kaya faktor karbon. Karbon ini dapat diatur serta digabungkan dengan faktor lain agar membuat satu zat kimia yang bagus, mempunyai nilai buat, serta inovatif.
Bio-reaktor berbasiskan open culture process dengan suplai listrik untuk bakteri di Wageningen University (Sumber: edx.org)
Tidaklah heran bila belakangan ini waste biorefinery jadi tema riset yang viral di penjuru dunia. Dari yang sukses jadi produk komersil, misalnya ialah perusahaan Mango Materials yang menghasilkan bioplastik berbasiskan PHA (Polyhydroxylalkanoates). Tentunya mereka memakai limbah-limbah tersisa untuk bahan bakunya.
Di lain sisi, di rasio laboratorium, misalnya, di Wageningen University, Belanda, mereka meningkatkan open culture processes untuk membuahkan satu caproic acid, bahan penting bioenergi, yang dari proses fermentasi beberapa bakteri liar, tidak dari bakteri hasil kultur atau bakteri GMO.
Ini punyai kelebihan disamping efisiensinya sebab sampah organik benar-benar kompleks kandungannya. Muatan sampah yang kompleks membuat susah buat bakteri detil untuk memferentasikannya.
Di lab ini, kombinasi bakteri dites untuk mengganti sampah jadi zat kimia yang diharapkan. Pasti ada tekniknya dalam riset ini. Mereka memakai tenaga listrik untuk memasok energi buat bakteri supaya beberapa bakteri bisa dikontrol untuk jalankan proses yang pas.
Dengan mengakali tehnik ini, mereka sukses mengganti karbon dioksida jadi asam lemak rantai sedang (MCFAs) namanya caproic acid. Caproic acid salah satunya manfaatnya dapat dirubah jadi biodiesel yang menyebar luas dengan cara komersil.